Tuesday, February 09, 2010
Tragedi BLOK M
Dokter Pribadi Jacko Terancam Hukuman 4 Tahun
NEW YORK, KOMPAS.com - Dokter pribadi legenda musik pop Michael Jackson, Conrad Murray, pada Senin (8/2/2010) secara resmi didakwa telah melakukan pembunuhan tidak sengaja terhadap Jackson pada Juni tahun lalu melalui pemberian obat bius dosis tinggi.
Dokter ahli jantung berusia 56 tahun itu diancam dengan hukuman maksimal empat tahun penjara.
Dakwaan dikeluarkan oleh Kantor Jaksa Wilayah Los Angeles County dan didaftarkan di Airport Branch of Los Angeles Superior Court.
Murray "Secara tidak sengaja dan tanpa kebencian, telah membunuh Michael Joseph Jackson...melalui tindakan tak sengaja yang mungkin menjadi penyebab kematian," demikian bunyi dakwaan yang dikeluarkan oleh Kantor Jaksa Los Angeles.
Jacko tewas di rumahnya di North Carolwood Drive pada 25 Juni 2009 dan kemudian dibawa ke Pusat Perawatan Medis UCLA --tempat ia secara resmi dinyatakan meninggal dalam usia 50 tahun.
Persidangan kasus Murray itu akan dipimpin oleh Wakil Jaksa David Walgren.
Jika terbukti bersalah, maka Murray akan dihukum maksimal empat tahun penjara.
Berkaitan dengan dakwaan itu, Murray yang hadir dalam persidangan hari Senin di Pengadilan Airport menyatakan dirinya tidak bersalah.
Pemberian anestesi atau obat bius dosis tinggi dianggap sebagai faktor utama yang mengakibatkan kematian mendadak Jacko, begitu ia disapa.
Menurut catatan hasil investigasi pihak berwenang, Michael Jackson memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap narkotik, termasuk propofol.
Propofol biasanya digunakan pada proses operasi namun obat bius itu diberikan kepada Jacko sebagai obat tidur.
Murray sendiri adalah dokter ahli jantung yang memiliki kantor di Houston dan Las Vegas.
Menurut berita acara yang dibuat pihak kepolisian, Murray memberikan obat bius kepada Jacko, tak lama sebelum si Raja Pop itu ditemukan tak sadarkan diri pada 25 Juni 2009 di sebuah rumah sewa di Los Angeles.
Catatan koroner menunjukkan bahwa Jackso tewas karena "keracunan propofol sangat parah" dan komplikasi berbagai obat penenang lainnya. (ANT/EH)
Apple Store Tiba-tiba Tutup, Rumor Apa Lagi?
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna internet yang biasa membeli produk-produk buatan Apple secara online pasti kaget. Saat berkunjung ke Apple Store, Selasa (9/2/2010) hari ini, tiba-tiba situs tersebut tak bisa diakses seperti biasa.
"Kami akan segera kembali. Kami sibuk memperbarui toko untuk Anda dan akan segera kembali secepatnya." Demikian tulisan yang ditinggalkan di situs Apple Store saat ini.
Meskipun etalase toko online itu tutup sementara waktu, konsumen masih dapat melakukan transaksi pembelian. Apple menyatakan bahwa konsumen dapat menghubungi nomor kontak pelanggan di masing-masing negara termasuk Indonesia.
Buat web pada umumnya, hal seperti mungkin biasa saja. Tapi, penutupan Apple Store secara tiba-tiba tanpa penjelasan rinci tentu langsung menimbulkan rumor di internet. Apalagi Apple paling jago bikin rumor marketing.
Apakah Apple bakal mengeluarkan produk baru dalam waktu dekat? iMac baru? iPhone baru? MacBook baru? atau benar-benar produk baru?
WAH
Bapak Linux Kepincut Nexus One
Linus Torvalds.
Selasa, 9 Februari 2010 | 19:57 WIB
SANTA CLARA, KOMPAS.com - Tak hanya pendiri Apple, Steve Wozniak, yang menggandrungi Nexus One. Bapak Linux, Linus Torvalds, pencipta platform berbasis open source itu juga kepincut ponsel buatan Google itu.
"Saya jatuh hati dan membeli Nexus One minggu lalu," kata Torvalds dalam blognya yang ditulis Sabtu (6/2/2010) lalu. Namun, bukan Torvalds kalau jatuh hati pada pandangan pertama. Ia mengatakan alasan saat memesan lewat internet karena hanya tertarik layanan peta dan navigasi karena sedang membutuhkan perangkat GPS untuk mobilnya.
Torvalds sebenarnya selama ini benci ponsel. Menurutnya, ponsel adalah barang yang tidak banyak gunanya dan malah mengganggu. "Saya secara umum membenci ponsel karena bikin ribet dan mengganggu saat bekerja, membaca, atau melakukan segala sesuatu," kata Torvalds.
Ia mengaku telah mencoba ponsel android pertama, G1, langsung dari Google saat diluncurkan pertama kali, namun tak membuatnya gandrung. Bahkan, G1 kini hanya digunakan untuk bermain game Galaga dan Solitaire. Itu pun sebagai pengisi waktu di pesawat saat melancong.
Tapi, di sisi lain, Torvalds tak menutupi bahwa ia suka konsep ponsel dengan sistem operasi Linux. Ia juga mengoleksi ponsel-ponsel berplatform Linux selama beberapa tahun terakhir, antara lain buatan Motorola yang khusus dipasarkan di China. Tapi, lagi-lagi, perangkat itu tak bisa memuaskannya.
"Tapi, saya harus mengakui bahwa Nexus One merupakan pemenangnya," ujar Torvalds. Dengan Nexus One, ia mengaku tak lagi merasa terbebani ponsel saat membawanya. Bahkan, Torvalds merasa membutuhkannya untuk terus berhubungan dengan orang lain.
"Saya kini memiliki gadget yang berguna dan tampilannya bagus. Bahkan, bisa digunakan untuk menelepon juga sebagai bonusnya," tandas Torvalds.